#30DaysWritingChallenge Day 2: My Crush

Day 2, "My Crush".

Sebenernya nggak susah untuk cerita tentang "crush", atau gebetan ini. Karena bagi gue, gue tinggal milih doang mau yang mana.  Sayangnya...... Nggak ada yang jadi.
*naik ke pohon* *terjun*

Kebetulan gue ada cerita sedikit, yang sempet membuat gue ketawa miris semiris-mirisnya, tapi sambil kipasan. Aliaaas........ panaaassss. :))))))

Pertama kali liat dia, di kantor gue.  Dia adalah salah satu murid yang lagi ikut program pelatihan bahasa di kantor gue, yang nantinya bakalan disekolahin sama pemerintah untuk ambil gelar master di luar negeri.  Pertama kali liat dia, kesan pertama gue dia orangnya sibuk banget.  Tiap gue liat, dia selalu sibuk ngobrol di HP-nya.  Kalau lewat meja gue, nggak pernah noleh ataupun nyapa.  Gue pun nggak terlalu gimana banget ngeliat dia, cuma dari awal liat gue ngerasa kalau dia "oke" sih. Badannya tinggi, besar. Keliatan kalau dia work-out. Hmmm, lucu. :) But that's it.

Hingga pada suatu hari, setelah sebulan gue kerja di kantor gue, pada akhirnya hari itu datang.  Yang kayaknya, kalau gue disuruh milih untuk nggak kejadian, mendingan nggak usah kejadian sih.

Pagi itu, sebelum naik ke kantor gue ke Food Hall Kitchen, biasa, beli sarapan.  Pas gue lagi di kasir, gue nengok ke belakang dan liat dia, lagi duduk, sambil main HP.  Mr. Busy as usual. Hahaha. Nggak ada apa-apa, gue cuma berkata dalam hati, "Eh ada dia..." udah.  Setelah bayar pesenan gue, gue duduk di kursi yang agak belakang.

5-10 menit kemudian, pesanan gue.... Hmmm, maksud gue pesanan "kami" datang.  Dan ternyata, pesanan kami sama, bedanya dia pakai nasi, gue pakai mashed potato.  Oke, gue mulai ambil sendok dan tanpa sadar dia udah balik badan, jalan ke arah gue untuk ke tempat sauce.  Tiba-tiba ada yang nyapa gue.

"Mbak, kamu yang kerja di atas *nyebut nama kantor gue*, kan?"

Dalem hati, wah dia inget! Hihihik *girang* *seneng* dan gue pun mengiyakan.  Dan seperti yang udah gue nantikan duga sebelumnya, dia pun menawarkan diri untuk gabung ke meja gue dan gue dengan amat sangat senang hati mengiyakannya. Pindah deh dia ke meja gue.  Who can resist a sexy man like him? ;)

We're having breakfast together. With the same menu. Kita kenalan, gue cerita banyak dan dia cerita lebih banyak.  He has a bubbly personality.  Asik banget orangnya. Cerita macem-macem deh, mulai dari kuliah dia, kerjaan dia, sampai gimana caranya dia bisa sampe dapet beasiswa master dari pemerintah.  Yaa dia emang pegawai pemerintahan, sih.  Dia keliatan banget orangnya pintar.  Cerdas.  Sampai pada akhirnya gue mengeluarkan pertanyaan terlarang yang mestinya nggak usah keluar dari mulut gue.... "Kamu udah berkeluarga?". Dan dijawab dengan... "Udah, tapi istriku lagi sekolah di Australia."

*kemudian ada hening sesaat*
*nyesel nanya*
*langsung ngerasa sampah*

Inhale.  Exhale.  Okay.

Kembali ke darat. Hehehe. Kami lanjut ngobrol lagi. Sampai pada hari-hari berikutnya, gue dan dia sempat beberapa kali melakukan ritual sarapan pagi bersama.  Kami lumayan deket, sering ngobrol, telepon, SMS, tapi ya sebatas obrolan kerjaan yang perlu, sih. Main cari-carian kalau salah satu dari kami nggak menampakan diri di kantor (padahal mah ada, cuma udah  pada khawatir duluan ajeee  :P), ditambah lagi ternyata dia punya kecintaan yang sama kayak gue, yaitu laut.  He's a pro diver.  A certified life guard.  I always excited whenever he's talking about the sea.  Bahkan untuk kuliahnya aja, dia milih kampus di Miami, Florida, USA, yang terkenal dengan kehidupan perlautannya.  Anyway, I'm not taking this seriously. I mean, he's already married. We're just having fun, just playing around, and nothing serious, no strings attached.

Hingga pada suatu hari, setelah 3 bulan kemudian, kelas pelatihannya selesai.  Dan seketika kantor gue yang tadinya ramai oleh teman-teman dari pelatihan tersebut, mendadak kosong mereka tinggal pergi.  Gue stress.  Gue amat sangat merasa kehilangan suasana ramai dimana ada temen-temen gue, bercanda, makan bareng, nyemil bareng, foto bareng, dan gue yang biasanya suka curi-curi pandang ke kelas dia, ngeliat dia di kursi "singgasana" nya yang nggak pernah berubah yaitu kursi paling belakang dekat jendela, semenjak hari itu cuma ada jendela.  Kosong.  Tanpa badan dia yang menghalanginya.  Gue... stress.

Is it really just a game we played on?  If yes, how could I be this frustrated?

Sekarang udah masuk awal Februari. Udah ada 3 bulan kantor gue kosong.  Dan udah ada 3 bulan juga gue nggak ketemu dia.  Dan nggak ada niat untuk menghubungi dia kalau emang nggak ada keperluan kantor.  Sengaja.  Takut sakit lagi.  Dan gue udah mulai terbiasa dengan keadaan ini, perlahan gue udah bisa lupain dia.  Ya meskipun kadang suka lucu sih kalau inget-inget dia. Hehehe :)

Hingga kemarin, salah satu temen kantor gue bilang, "Kemarin gue ketemu dia lho, di mall, dia sama istrinya yang lagi hamil..."

WOW. Good to hear (?) Dan gue ketawa. Miris. Ya panas juga sik, kayak luka lama kebuka lagi gitu. :p And was like... seriously? Istrinya udah pulang dong? Dari kapan? Kok cepet amat? Kalau udah bisa bilang lagi hamil kan berarti hamilnya udah besar ya bok, makanya keliatan.  Ya udah lah, Sar. Ya udah. Belum jodooooh... :)))))) Okay then, good bye babe... ;)

Semoga kamu dan keluarga kecil kamu baik-baik aja ya, sehat terus. Hehehe :D

Sejak saat itu, love life gue balik ke posisi semula.  Benang kusut.  Sampai sekarang.






Komentar

Postingan Populer