Volunteering for WWOOF Korea, Yeongam, Jeollanam, Autumn 2017

Jam 06:30 pagi waktu Seoul gue meninggalkan hostel gue di Myeongdong.  Turun ke bawah tanah, dan naik MRT menuju Yongsan Station yang berjarak hanya empat stasiun.  Sesampainya di Yongsan, gue duduk tepat di depan big screen jadwal keberangkatan KTX dan berkali-kali menanyakan ke Ahjumma-Ahjussi penjaga memastikan bahwa kereta gue belum berangkat.



Ya sebenernya gak perlu segitunya, sih. Secara kereta gue masih dua jam lagi. Cuma ya daripada ketinggalan kereta gue mau tinggal di mana kalo gak berangkat

Oh ya, hari itu gue bertolak ke Jeollanam, untuk volunteer dengan WWOOF Korea.

Dua jam kemudian, gue sudah berkumpul dengan ketiga peserta volunteer lainnya. Mereka adalah Hee Won dari Korea, Kathy dari Australia, Mat dari Poland, dan gue, Raisa dari Meruya City.  Layaknya sahabat yang gak ketemu selama bertahun-tahun, kami langsung akrab.
naik KTX

Meet for the first time!

Jarak Seoul - Jeollanam kira-kira 300 KM. Sepanjang perjalanan kami ngobrolin banyak hal tentang diri masing-masing. Our travel story, what we do for the living, macem-macem lah. Ya gue juga tidur, lumayan merem-merem ayam. Gak kerasa dua jam berlalu dan sampailah kita di Naju Station, dijemput Mrs Go, pemilik Rohas Farm yang mana merupakan perkebunan tempat volunteer gue selama enam hari kedepan. Selanjutnya gue panggil Mrs Go dengan sebutan Omoni (Ibu).

Made by Omoni <3

Here we goooo, enam hari tinggal di Yeongam, Jeollanam, Korea Selatan.

Banyak teman-teman gue dan teman-teman TLWP yang bertanya-tanya,

"Gimana caranya sih kok bisa ikut volunteer kayak gitu?"

It's a long story.  And it's free of charge. Jadi awalnya gue daftar di Workaway, buat cari volunteer di Seoul.  Tapi kebanyakan dari mereka sudah full, atau mereka butuh volunteer untuk minimum of stay 30 days sedangkan gue cuma punya waktu luang dua minggu di Seoul.  Salah satu dari Host di Workaway itu kemudian ada yang me-refer gue ke WWOOF Korea.  And it's a deal, I got picked to be one of their volunteer. And what funny is, same story goes to Mat! Hahaha bro for life.

Mat! Uri maknae~
Rohas farm ini adalah perkebunan yang mengusung tema tanaman organik.  Tanaman yang ada di kebun sebagian besar adalah Persimmon dan Wild Berry.  Nah hasil panen buahnya ini dibuat minuman fermentasi yang selanjutnya disebut vinegar.

Vinegar, made from the fermented persimmons & gojipong.

Sesampainya di Rohas Farm, kami di-brief tentang Do's and Don'ts selama volunteer di sana.  Beberapa Do's sih seperti biasa, bangun pagi, merapikan kamar, bantu-bantu siapin makanan dan bersih-bersih setelah makan.  Semua hal terdengar biasa karena memang sehari-hari di rumah gue terbiasa melakukan hal yang lebih berat lagi. Hingga pada suatu point dimana Mrs Go menekankan supaya "NO SNACKING PLEASE" and I was like WHAAAATTT :')))))
Fix gue kurus keluar dari boot camp ini fix. Gak boleh ngemil gaes!!

Rumah Rohas Farm dan pabrik fermentasi persimmon.

Briefing oleh Mrs Go
Do's and Don'ts


Setelah briefing, kami makan siang.  Oh ya, emang dasar lidah gue udah kebiasa sama mecin mie ayam kali ya, entah kenapa makanan di sana rasanya hambar gak sesedap makanan Indonesia.  Udah gitu makanannya selalu sayur yang fresh petik di kebun sendiri.  Kimchi dan kawan-kawannya selalu ada di meja makan.  Jadilah selama di sana gue yang nggak suka Kimchi ini makannya sedikit, dan berhasil menurunkan beberapa kilo. Lhumayan khaaannn~~


Seems delish tapi sejujurnya kurang mecin. *tetep*

Itu yang paling kanan mirip daun singkong, tapi itu Nori dan SUPER ENAK!!

Ini sarapan kami setiap pagi, roti, selai, dan telur (yang masih dimasak).
Tiap makan babi, pasti untuk gue khusus disediain yang non babi :') terharu

Ngapain aja sih kegiatan selama di sana?  Nah sebenernya di awal kami ditugaskan oleh WWOOF Korea untuk panen persimmon. Tapi karena belum musimnya, jadi kami panen wild berry yang disebut Gojipong.  Buah Gojipong ini rasanya manis, banyak airnya dan segar. Aku suka!! Pada awalnya. Kemudian eneg setelah berhari-hari panen itu.
Gojipong yang sudah dipanen.

Bikin juice Gojipong

Setiap pagi jam 8:30 sampai jam 11:30 kami berangkat ke kebun untuk kerja shift pertama.  Lalu kembali ke rumah untuk makan siang dan istirahat sejenak, balik ke kebun lagi jam 14:30-17:30 untuk shift ke-dua. Setelah itu baru pulang ke rumah untuk makan malam dan istirahat.

Work-ready outfit!

Perjalanan  menuju kebun, 5 menit dari rumah

Wild Berriessss
Harvesting time!
Gimana rasanya kerja di kebun? Seru! Sebenernya kerjaan yang dikasih tuh nggak susah-susah amat. Kami cuma harus petik-petikin berry dari cabang yang sudah ditebang oleh Mr Chung, suaminya Mrs Go yang selanjutnya gue panggil beliau Aboji (ayah).  But you know what's hard is the damn mosquitos! Kebayang kan di tengah-tengah kebun gitu nyamuknya seganas apaan tauk, they even can bite me through my thick jeans!!

Tapi emang negara ini kemajuan teknologinya sudah melebihi negara kita, ya. Jadi walaupun di desa yang cukup terpencil (bagi mereka) ini tetep aja ala-alat perkebunan yang digunakan lebih mutakhir daripada alat-alat perkebunan di Indonesia yang ibaratnya mau tebang dahan pohon aja masih pakai golok. Di sini, sudah pakai alat semacem gunting bermesin. Efisien banget. Working outfit kami juga harus bener-bener safe. Harus pakai sepatu boots dan gloves karena memang nyatanya itu sangat membantu sih.

petik-petik-petik

HeeWon Unnie <3

My catch!
Our catch everyday

Hingga pada hari terakhir, Mr Chung menghitung seberapa banyak hasil panen kami selama enam hari ini, terhitung 1 Ton lebih, hampir 1.5 Ton di hari ke-enam! Waaaa so happy! :D

Tiap hari catat hasil panen
1 Ton

Look how happy we were hahaha
Sebenernya waktu awal gue sign in untuk WWOOF Korea ini, yang ada di pikiran gue adalah kerja selama enam jam tanpa jeda panjang atau tanpa shift, lalu setelah itu acara bebas.  Bebas mau kemana aja, mau main ke kota, atau nongkrong di keramaian sekitar desa.

Tapi kenyataan berkata lain, boro-boro main ke kota atau mencari keramaian sekitar desa, kelar makan malam bersama aja udah jam setengah delapan malam.  Badan udah berasa rontok, dan kalaupun mau tetep main ke luar, nggak ada kendaraan umumnya hahaha. Asli sepi banget ini desa Yeongam! :'))) Alhasil selesai makan malam kami langsung masuk kamar, mandi, dan baru punya waktu untuk buka handphone. Oh ya sinyal di sana juga jelek banget, wifi-nya apa adanya aja makanya selama di sana gue sangat slow respond :'')

Anyway, kamar yang gue maksud adalah ruang kerja yang disulap jadi kamar.  Tiap malam sebelum tidur kami gelar futon, kasur khas tradisional Korea. Tapi itu menurut gue bukan kasur, sih, tapi lebih ke selimut atau karpet gitu lah, tipis. Badan sakit-sakit deh pokoknya pas bangun, kalau gak kebiasa hahaha. Tapi justru disinilah istimewanya traveling ke tempat yang belum pernah didatangi sebelumnya, ngerasain kehidupan lokal yang sebenarnya.

Kamar perempuan, di ruang kerja gelar futon.

luar kamar perempuan

luar kamar


Meskipun setiap hari gue selalu menemukan keseruan dengan teman-teman gue, ada satu hari yang bagi gue itu spesial banget karena Omoni dan Aboji mengundang tetangga sekitar untuk makan malam bersama di rumah.


Ekspektasi: ada oppa-oppa lucu yang main ke rumah~~
Realita: opa opa dan oma oma yang datang menyambangi kami~~

HeeWon unnie bikin Korean Pancake
Korean pancake terbuat dari daun-yang-dicabut-di-depan-rumah
Sambutan oleh Aboji dan Omoni
Dinner time!

With some of them

Bagian favorit gue malam itu adalah ketika setiap peserta volunteer harus memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa dari negara masing-masing, lalu setelah itu dilanjut dengan menggunakan bahasa Korea.  Begitu tau, dari siang gue langsung bikin skrip dan minta bantuan HeeWon unnie untuk translate ke bahasa Korea nya.  I keep practicing the whole afternoon and when the time comes saking semangatnya, gue malah lupa ngomong pakai bahasa Indonesia dan malah langsung ngomong pake bahasa Korea hahaha!! Takut keburu lupa!! :)))

The dishes
Habis itu kami makaaan

Ambil nori yang bwanyaaakk

My squad!
Dan bagian favorit gue lagi adalah ketika hari terakhir kami cuma kerja satu shift pertama. Begitu selesai kerja di kebun di hari terakhir, perasaan gue terharu banget, sedih juga iya.  Langsung mendadak melankolis gitu, saat terakhir ke kebun, terakhir panen Gojipong, terakhir panen bareng temen-temen. Terakhir panen sama Aboji. :'(((((

Tapi kesedihan itu gak berlangsung lama, karena sesampainya di rumah ada tugas baru menanti, dan gak kalah seru. Yaitu, cuci selimut dengan cara tradisional Korea.
WE HAD SO MUCH FUN!!! We can't even stop laughing. Bahkan HeeWon unnie yang emang asli dari Korea aja gak pernah ngelakuin ini sebelumnya hahahaha :))))

Ini aslinya airnya dingin banget, my feet's freezing!
Udah kayak WGM Joy & Sungjae belum? :')
DAAAN INI SIH BAGIAN YANG TERLAWAKNYAAAA :))))







ANCUUURRR ANCUUUURRR :))))

And, what will I miss the most in Rohas Farm? The moment when we sit down in one table, enjoying our breakfast, lunch and dinner. Share stories, share laughter, our conversation, our feeling, everything.




Samgyeopsal party

Di hari terakhir sebelum pulang kami isi buku tamu Rohas Farm.  Boleh tulis tentang apa aja, intinya sih kesan dan pesan selama volunteer di Rohas Farm. Here are ours:





And enjoying the rest of our time at the house by go sightseeing around.  Here are some pics of the surroundings:

The view from the second floor.


Our house!


the farm signage
The streets
Akhirnya Omoni mengantarkan kami ke stasiun lagi, untuk kembali ke Seoul. Aaaah so sad yet happy! Sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga dan berkesan di dalam hidup gue.  Ini yang pertama kalinya gue ikut volunteer di negeri orang, dan selanjutnya akan ada lagi yang ke-dua, ke-tiga, dan seterusnyaaa! :D

Farewell at the Naju Station

Komentar

  1. Seru banget breeeng... Jadi inget masa kecil gw bantuin metikin bunga pacar air (yang biasa dijual di pasar untuk bunga tabur di makam) di kebunnya tetangga :') Pas di sana lagi musim apa?dinginkah suhunya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa seru bangettt... Hahaha waktu kecil gue petikin bunga itu juga di kebon tetangga, tapi abis itu dimarahin soalnya dia buat jualan :')))) pas di sana kemarin lagi peralihan dari summer ke autumn jadi masih berasa panasnya...

      Hapus
  2. Hi mbak, postingan yang sangat menarik! Saya tertarik untuk mengikuti kegiatan dari wwoof ini, namun memerlukan informasi lebih lanjut, kalau boleh saya ingin meminta kontak mbak :) terimakasih

    BalasHapus
  3. kak saya mau tanya selain pengeluaran untuk tiket. pengularan apa saja ka disana ? maksutnya setau aku dikaish tempat tinggal dan makan. apa klo kita cmn bisa beli tiket pp korea indo bisa ikut ini ka.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer