#30DaysWritingChallenge Day 11: a Deceased Person You Wish You Could Talk To
Duh, ngomongin orang yang udah nggak ada lagi ya :') nggak suka banget sama topik begini sebenernya, apa daya udah keburu ditantang.
Begini ceritanya.
2011 lalu gue berkesempatan untuk mudik ke kampung halaman nenek gue di Purworejo, Jawa Tengah. Tapi, kampung nenek gue letaknya di gunung, sekitar 45 menit-1 jam perjalanan dari kota Purworejo nya. Nama kampungnya Gunung Kidul, desa Duren Sari. Letak rumah saudara-saudara gue di desa tersebut adalah di hutan, lereng gunung. Otomatis kontur tanahnya nggak datar, alias naik turun. Bayangin aja lo mendaki gunung, nah rumah di desa tersebut ada yang di atas, ada yang di bawah, ada yang melintang sungai, macem-macem deh. Seru!
Gue aja sampe muntah-mntah keliling rumah saudara-saudara gue jalan kaki. Literally. Gue muntah pas jalan kaki. Saking parahnya, dan suhu udaranya juga dingin. Bayangin sendiri lah, gunung.
Nah, saudara-saudara gue yang tinggal di sana rata-rata bermata pencaharian sebagai petani nira. Jadi kesehariannya ya manjat pohon kelapa, ambil nira yang udah ditampung dari pagi harinya. Selanjutnya nira yang udah diambil tersebut kemudian diproses lagi menjadi gula merah. Semuanya tentunya dengan proses yang masih sangat alami, karena gue sendiri sempet ngerasain ngaduk-ngaduk "adonan" gula merahnya hingga proses pencetakan dan pemanggangan. Ya pokoknya begitu.
![]() |
dapur gula aren |
![]() |
bikin gula aren |
Kakek-kakek gue rata-rata udah nggak sanggup lagi manjat-manjat pohon kelapa. Otomatis pekerjaan tersebut digantikan oleh anak-anaknya. Salah satu yang cukup membekas di memori gue adalah Mas Waluyo. Dia anak salah satu pak dhe gue. Mas Waluyo punya istri namanya Mbak Niken, dan anak perempuan yang waktu gue kesana masih berumur sekitar 3 tahun namanya Galuh.
![]() | |
Mbak Niken & Galuh :) |
Mas Waluyo ini orangnya ramah bukan main. Baiiiik banget. Entah karena memang tabiat orang desa ramah-ramah semua ya, tapi dia baik banget dan sangat helpful. Dia nggak akan tidur sampe gue sekeluarga yang dia anggap sebagai tamunya (padahal saudara juga bukan orang lain) tidur. Gue inget banget suatu malam, gue nggak bisa tidur di depan dipan masih melek sambil nonton bola MU vs Chelsea. Mas Waluyo nemenin gue nonton bola padahal gue perhatiin dia udah keriyep-keriyep :') sambil sesekali gue ajak ngobrol dan bujuk-bujuk supaya pulang aja karena udah malem juga dan rumah dia di bawah, deket sungai. Tapi dia nggak mau. Gue rasa bukannya nggak mau, tapi nggak enak. :')
Ada kali ya 2 hari gue menginap di sana, dan sempat melihat Mas Waluyo memanjat pohon kelapa dan mengambil nira nya. Pekerjaan seperti itu kalau dipikir-pikir sangat beresiko tinggi. Gue salut sama Mas Waluyo karena disat orang-orang muda seusianya (sekitar 25an saat itu) lebih memilih untuk meninggalkan desanya dan merantau ke kota, tapi Mas Waluyo masih stay di desanya dan lebih memilih mengurus warisan dari keluarganya sebagai petani nira. Salut!
![]() |
budhe dan pakdhe-pakdhe gue |
Gue berharap banget tahun ini bisa bali ke sana lagi, gue mau ajak sahabat-sahabat gue main ke kampung halaman gue. Gue harap gue masih bisa ketemu Mas Waluyo sekali lagi dan "memamerkan" saudara gue tersebut di hadapan sahabat-sahabat gue. Masih banyak yang gue pengen tau dari Mas Waluyo, seperti judul tantangan hari ini, I wish I still could talk to him. Tapi Allah berkehendak lain.
![]() |
Almarhum Mas Waluyo, baju merah :') |
Sabtu kemarin, begitu sampai di rumah gue menerima kabar duka dari desa Duren Sari, kalau Mas Waluyo sudah meninggal dunia. Mendengar kabar tersebut gue serasa kehilangan nafas, sedih bukan main. Dan yang membuat gue sangat terpukul adalah kenyata bahwa penebab meninggalnya Mas Waluyo adalah akibat jatuh dari pohon kelapa pada saat ingin mengambil nira. Gue gak bisa membayangkan gimana sedihya istri, anak, dan keluarganya yang menggantungkan nafkah di Mas Waluyo yang sangat pekerja keras dan rela berkorban demi keluarganya.
Selamat jalan, Mas Waluyo. Aku kira kita masih bisa ketemu lagi di dunia, tapi ternyata sudah tidak. Semoga Mas tenang di sana, dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah ya, Mas...
He is a real hero.
Komentar
Posting Komentar