Surga Tersembunyi di Taman Nasional Ujung Kulon

Setiap kali gue sehabis pulang dari bepergian, mostly ke laut, pantai, beserta isinya, mendadak Line/WhatsApp gue ramai. "Sar lo kemana? Bagus banget!", "Sar kok gak ajak-ajak siiih", "Sar kalau pergi lagi gue ikut dong...", "Aduuuh nyesel banget gak ikut lo kemarin :(" dikampret-kampretin, dibangke-bangkein, dan banyak versi chat berisi penyesalan melihat update foto gue. :))))))) Yang pasti bikin nyesel bukan karena liat gue nya, tapi liat background-nya. DA AKU MAH APA ATUH LAH.

Ada satu tempat yang udah bikin gue nolak ajakan temen gue untuk ke Bali dan ke Lombok pada waktu itu, Mei lalu. Ya sebenernya sih nolak Bali nya karena udah cukup ngerasain wara-wiri di sana, bosen. Dan nolak Lombok nya karena memang itu agenda tahun depan (dan tabungan belum cukup hahahaha). Nama tempat tersebut adalah Peucang.

Nggak ada satupun dari temen gue yang ajak ke Bali dan ke Lombok tahu di belahan bumi mana Peucang berbaring.

Hari kedua agenda gue mengunjungi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Mei lalu adalah Pulau Peucang. Perjalanan gue dari Pulau Panaitan (ada di postingan terpisah ya :P) ke Pulau Peucang memakan waktu sekitar 30 menit saja via kapal nelayan.  30 menit yang indah, menikmati pemandangan laut berwarna turqoise, langit biru tanpa awan, matahari jam 9 pagi, sunbathe di deck kapal, pasang headset lagu Growl nya EXO. Dapet banget feelingnya!! Gue terharuuuu literally terharu pada saat itu karena pada akhirnya gue akan segera menginjakkan kaki juga di Pulau Peucang, pulau impian gue setelah selama ini cuma bisa lihat di kartu pos. :')


Dari kejauhan sudah tampak gradasi di bibir pantai. Biru-turqoise-biru langit (YES WARNA BIRU LANGIT DI LAUT) hijau mint, creme, putih. Silahkan berimajinasi sendiri. :'''') mata gue berkaca-kaca.

Di dermaga banyak kawanan ikan, entah ikan apa lupa gue namanya, dan gak takut manusia.  Gue turun ke pantainya, pasirnya halus. Tapi basah, karena daratan pantainya nggak terlalu lebar jadi banyak kesapu ombak. Tapi di bagian pasir yang kering, nyaris seperti tepung. Dan kalau gue perhatikan, warna pantainya agak-agak creme-pink karena pecahan dari cangkang kelomangan. Gue yang gak sabar pengen nyebur ciut karena banyaknya ubur-ubur kecil di sekitar pantai. (Belakangan gue ketahui kalau ubur-uburnya gak nyengat. Faaaak. Hahaha)

Di sana gue dan temen-temen gue asik foto-foto. Duduk di pinggiran. Bercanda. Curhat. Cerita. Foto-foto lagi. Galau. Cerita. Curhat. Galau. Ada yang sampe mau nangis. Untung gue jomblo. Hahahaha. Padahal mah............. Ya.

Temen-temen gue pada pergi ke samping pulau, katanya ada spot snorkeling bagus. Mood gue lagi gak untuk snorkeling waktu itu, jadi diem aja di pantai. Gak lama kemudian mereka balik, ternyata gak jadi snorkeling gara-gara ombak lagi tinggi. Hahahaha. Iya sih emang kemarin itu angin lagi kenceng-kencengnya sehingga ombak lagi tinggi-tingginya.



Sekitar 1,5 jam di Peucang, yang lain pada eksplor pulau biar liat rusa, babi hutan, badak, kuda nil, dll di TNUK, dan gue cuma duduk di pinggir pantainya aja. Iya... Bagi gue itu udah cukup. Menikmati pantai, pasir, dan laut di Pulau Peucang. Best best beach ever in Java.

Sekarang kalau ada yang kasih lelucon "sana aja lo pergi ke Ujung Kulon!!" Dengan senang hati gue akan jawab;

"AYO. KAPAN?" ;)

Komentar

Postingan Populer