#30DaysWritingChallenge Day 30: Your Reflection in the Mirror

I'm siiiing mhay riflekshyenn in de mirroooohhhh... Whayemaaay duin dis tu mhaaay sheeelfffhh...
*nyanyik lagu Jessie J* *ditimpuk tetanggah*

Tanpa berniat untuk self-centered karena tulisan hari ini semuanya bakalan tentang gue, ngomongin gue, ngomongin diri sendiri, karena emang tantangannya begituh.

Hari ke-30, hari terakhir dari 30 Days Writing Challenges ini, (YANG SEMPET DELAY SEMINGGU GARA-GARA SI RARAK LAPTOPNYA RUSAK) gue ditantang untuk melihat bayangan diri gue sendiri di kaca.

Barusan gue baru kelar mandi, terus ngaca.


Eh lupa copot anduk! Bentar bentar.


Nah. Udah. Gimanah?
*ditendang pemirsa sampe Tunisia* *itu di mana juga gue nggak tau*

Terlalu luas kalau ngomongin hal-hal tentang diri gue sendiri, terlalu general. Jadi gue akan randomly picked one theory untuk menentukan sifat gue yang bagian mana yang bisa gue bahas di sini.

Teori ini gue ambil dari teori yang bagi gue bisa gue telaah secara ilmiah dan memang ada di dalam ilmu psikologi, yaitu teori 4 kepribadian Hippocrates; Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, Koleris.
Dan gue merasa beruntung karena setelah tes sendiri (cari soalnya aja di Google), ternyata gue adalah orang yang berkepribadian mayor Plegmatis (ini jelas) dan minor Melankolis (ini bikin gue nganga). Tapi yang namanya ilmu, dan gue orangnya suka mikir(in beginian) jadi gue percaya dan.... Ya. That's me.  Berikut rincian dari ke-Plegmatis-an gue:

Hasrat: Menghindari konflik, memelihara perdamaian.
YES. Baru dibuka teori pertamanya aja udah bener banget 100%. Gue memang tipe orang yang paling males ribut, paling males marah-marah, paling males meluap-luapkan emosi. Singkat kata, gue... Datarrrr. Cenderung woles, santai, take everything easy setiap menghadapi masalah. Gue rasa semua temen gue membenarkan sifat ini. :P

Kunci kekuatan: Keseimbangan, pembawaan yang tenang, rasa humor yang kering, kepribadian yang menyenangkan.
Wahaha... Keseimbangan okay lah, pembawaan tenang gue... Hmmm ya, gue kalem. CATAT. SAYA KALEM. (awal-awalnya doang). Rasa humor yang kering maksudnya apa ya? Gue garing gitu? Iya, gue garing emang. *hening*. Kepribadian yang menyenangkan... gue nggak tau, itu sih penilaian dari orang lain. Tapi mungkin benar juga karena dari tipe gue pertama tadi, kalau gue sangat cinta damai dan males cari ribut, jadi ya seneng-seneng aja kalo sama gue mah, alias Tim Hore. *selipin ceban atu-atu*

Kunci kelemahan: Kurang bisa mengambil keputusan, kurang antusias, kurang enerji; tekad baja tersembunyi
Kurang bisa mengambil keputusan, ini BENER BANGET. Entah gue orangnya kurang pede dalam mengambil keputusan karena terlalu banyak mikirin "nanti dia setuju gak ya" dan ujung-ujungnya gue cuma bisa diem atau ngasih saran doang, nggak mutusin apa-apa. Gue bukan tipe orang yang sangat vokal, gue nggak cocok jadi pemimpin karena ketika ada orang yang lebih vokal dari gue, gue bakalan lebih memilih untuk diam.  Kurang antusias, kurang enerji... Ya in some cases, tapi kalau berhubungan dengan hal yang gue senangi, gue bakalan lebay banget. Parah. Setidaknya kata adek-adek gue dan beberapa sahabat gue sih gitu.......... Lanjut. Tekad baja tersembunyi.  Anda punya mimpi? *sodorin booklet gambar kapal pesiar* *nawarin em el em*
Gue punya mimpi, dan pastinya ada tekad untuk mewujudkan mimpi gue itu. Tapi memang tersembunyi lah, ya masa gue umbar-umbar ke public. Hell to the o Helloooooo~ *digampar orang KBBI*

Menjadi depresi kalau: Hidup penuh dengan konflik, harus menghadapi konfrontasi pribadi, tak seorangpun mau membantunya
Semua orang pasti depresi lah kalau hidupnya banyak konflik, wesbiyasak. Tak seorangpun mau membantu hmmm, kadang. Karena gue kadang juga lebih suka kelarin masalah sendiri tanpa bantuan, dengan alasan "nggak enakan" kalo minta-minta tolong terus.  Konfrontasi pribadi, waini. Emang ini kerjaan gue tiap lagi terbaring di kasur, sendirian, sepi, nggak tau lagi mau ngapain. Semacam overthinking, yang berujung pada pertempuran batin. Tapi mesti awalnya bingung, ujung-ujungnya gue udah mateng harus ambil keputusan apa. Meskipun prosesnya lama, persis seperti di poin "Kunci Kelemahan" tadi.

Senang dengan orang yang: Mau mengambil keputusan-keputusan baginya, mau mengakui kekuatan-kekuatannya, tidak mengabaikannya, mau menghargainya.
Semua orang mau dihargai, semua orang nggak mau diabaikan, beberapa orang mau diakui kekuatannya tapi gue sih biasa-biasa aja, malah cenderung lebih suka untuk nggak dipuji. Iya, gue tipe orang yang nggak suka kalau dipuji di depan orang lain. Kesannya gue hebat banget, padahal nggak ada apa-apanya, bikin ekspektasi orang ketinggian mana enak? Nah poin "mau mengambil keputusan-keputusan" baginya ini.
Seperti yang sudah tertera di atas kalau gue kurang bisa mengambil keputusan, especially dalam urusan love life. Automatically gue bakalan gampang suka sama orang yang bisa bikinin gue keputusan. Dia yang memutuskan, gue tinggal manut. Dia yang inisiatif duluan. Dia yang menguasai gue. Dia yang memimpin gue.
Udah keliatan serius belum? :3 *sodorin jari manis* *taunya malah suwit*

Tidak senang dengan orang yang: Terlalu mendesak, terlalu berisik, dan terlalu berharap banyak kepadanya
Iya, gue orangnya nggak suka didesak, saking wolesnya. Jadi ngadepin sikon tertentu suka kelewat woles, padahal mestinya panik.  Gue juga nggak suka sama orang yang berharap banyak sama gue, karena gue takut aja mereka malah kecewa kalau gue nggak berhasil memenuhi harapannya.  Dan orang berisik, iya lah! Sensi gue sama orang yang berisik.  Pernah ada junior yang sampe nyamperin buat minta maaf ke gue gara-gara gue marah pas dia berisik di kelas.  Lagi belajar coy, di kelas, menurut ngana?!!! *pukul papan tulis*

Reaksi terhadap stress: Bersembunyi darinya, nonton tv, makan, menarik diri dari kehidupan
Hahahaha. Iya ini gue banget. Keliatan amat ya cari amannya? :)))))  kalau stress sama orang, gue lebih seneng buat nggak ketemu/komunikasi dengan orang itu dulu.  Nunggu sampe gue udah netral lagi, baru deh bersikap seolah nggak ada apa-apa. Sebenernya sifat kayak gini nggak baik, karena biasanya masih ada dendam-dendam kecil yang nyangkut di hati belom dikeluarin. Tapi ya gimana. Sekali lagi, gue orang yang cari aman.
Nonton TV, MAKAN (iyaluh sampe gue caps-lock bold underline italic), menarik diri dari kehidupan, YES sooo trueee. Kalau boleh ditambahin, jalan-jalan sendirian, tidur, matiin handphone, baca buku. Nunggu kaleman dikit ajaaa. Nggak lama kok, nggak sampe seminggu, nggak sampe dua minggu, apalagi lebih. ;)

Dikenali dari: Pendekatannya yang tenang, pembawaannya yang rileks (sebisa mungkin duduk atau bersandar)
Bahasan terakhir, yesss. Orang bisa langsung tau gue adalah orang yang plegmatis dari awal ketemu gue dengan pembawaan gue yang cenderung kalem, santai, dan diam. (AWALNYA. IYA AWALNYAAAA.)

Sebenernya gue masih mau bahas sisi melankolis dari diri gue, tapi berhubung nggak terlalu dominan dan postingan gue kali ini udah panjang banget jadi gue udahin aja sampe di sini. Daripada lo semua eneg kan ngebayangin gue melulu. *penulis tahu diri* *kayak Maudy Ayunda*

Dengan ini saya nyatakan 30 Days Writing Challenge ini BERAKHIR!!! Dan saya berhasil menyelesaikan semuanya, meskipun ada beberapa post yang delay, yang nggak di-publish di socmed (karena malu takut oknumnya baca)  dan pada akhirnya kelar juga di tanggal 7 Maret 2014 bertepatan dengan nambahnya umur si Rarak jadi 24 TAHUN, woy selamat ulang tahun woy!

Terima kasih buat teman-teman semua yang nggak sengaja ke-klik link gue yang suka gue post tiap malem di Twitter, semoga dosa kalian langsung diampuni Allah yah. Amiin. :3

AYLAFYUUUUU!! :* :* :* (ini akuk) source
foto Raisa: dok. Google

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer