Jazz Atas Awan - Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah

Perjalanan gue ke Dieng akhir Agustus kemarin bukan merupakan yang pertama kalinya. Sebelumnya gue udah pernah berpetualang di Wonosobo-Dieng sebanyak 2-3 kali.  Tapi bukan gue kalau pergi ke suatu tempat sampai bisa berkali-kali tanpa ada hal spesial.  Yeah, tujuan gue ke Dieng kemarin adalah untuk nonton acara Jazz Atas Awan! :D


Jazz Atas Awan sebenernya masuk ke dalam rangkaian acara Dieng Culture Festival.  Tapi gue kurang begitu tertarik dengan acara kebudayaannya, jadilah gue nggak beli tiket (EMANG AKHIR BULAN AJE NGGAK ADA DUIT) dan datang khusus untuk nikmatin Jazz sambil dingin-dinginan aja...

Dingin-dinginan....
Di tengah padang rumput....
Nonton jazz....
Sama Rara........ kemudian momenpun rusak.......

Sakarepmu.

Day 1!!

Jumat, 29 Agustus kemarin gue ambil cuti. Kereta jam 5:30 dari Stasiun Pasar Senen.  Jam 4 pagi gue gerebek sambangi si Rara di rumahnya lalu cus kita ke stasiun.  Perjalanan di kereta diisi Rara dengan denger musik, Line-an sama pacarnya waktu itu dan bengong-bengong liatin sawah ma jalanan. Gue? Tewas.

Berikut sekilas rekomendasi dari gue mengenai transportasi menuju Wonosobo dari Jakarta:

1.  Kereta dari Stasiun Senen, turun di Stasiun Purwokerto.  Harga bervariasi dari yang murah banget tapi berangkat subuh nyampenya maghrib... ada. Alhamdulillah gue dapet kereta 35 ribu untuk perjalanan 5 jam saja :P (pesen tiket kereta level: MASTER)

2.  Dari Stasiun Purwokerto, naik angkot ke terminal. Plis banget, gue tekankan, NAIK ANGKOT. Atau naik taksi. Jangan naik becak. Kenapa? JAUH! Kasian bapak becaknya :''(((( gue gak akan tega deh kalau tau jauh begitu. Dan lama. Sepuluh menit pertama muka lo masih gini --> :D 20 menit berikutnya gini --> -___-

3.  Alternatif selain bus, bisa dengan travel. Cuma beda 10 ribu dari bus tapi lebih nyaman karena seat-nya juga udah beda.  Tapi siap-siap antimo, karena kadang pak supir nyetirnya suka kayak lagi dikejar bencong. Tatut

4.  Dari terminal, naik bus yg ke Wonosobo. Kemarin kami dapet bus yang mirip Koantas Bima. Iya. Mirip 102 T_T dan tanpa peduli, menurut kesaksian Rara, seorang Sarah bisa tertidur nyenyak di dalam bus tersebut.

5. Jam 3 sore sampai di Wonosobo. Kami cari angkot untuk menuju pasar Wonosobo. Nggak ikut sampai terminal karena jatuhnya bakalan lebih jauh dari rumah.

6. Dari pasar naik andong deh sampe rumah :D

Sampai rumah, bersih-bersih. Foto-foto d halaman. Daaaaan sebelum tidur, MIE ONGKLOK TIME :D

Day 2!!

Sabtu, 30 Agustus, jam 10 pagi kami udah nunggu bus menuju Dieng di gang dekat rumah. Nggak lama, sekitar 5-10 menit bus nya datang.  Ternyata banyak anak sekolah yang naik! keren ya sekolah aja melalui gunung sawah lembah :D selama kurang lebih 1 jam perjalanan sampailah kita di pertigaan Dieng. Turun, jalan kaki ke homestay :D home stay yg kami sewa namanya homestay Gunung Mas. Dari pertigaan cuma 300 meter, dan terletak di kompleks candi. Jalan kaki 5 menit udah sampe di candi, dan waktu itu jalanan udah macet bangetttt...

Saran lagi dari gue, kalau untuk pertama kalinya temen-temen mau nyoba ke Dieng, jangan pas peak season kayak kemarin karena chaos. Dan pada akhirnya kalian bakalan kecewa dan ilfeel sama Dieng.  Chaos nya gimana? The traffic!! Yakin 100 persen yang bawa mobil nggak akan sampai tepat waktu kalau udah sore. Jalan kaki jauh lebih efektif. Tips dari gue, sebisa mungkin dateng dari siang dan pilih homestay yang dekat dengan lokasi event.  Pengalaman temen gue dari Jakarta udah 2 bulan sebelumnya pesan losmen di Bu Djono, sampai di sana ternyata kamar mereka udah dijual ke orang yang gue rasa berani bayar lebih mahal.  Homestay mereka jadi dipindah ke dekat kaki gunung Prau. YA MENURUT NGANA AJA PAK?! Sangat tidak profesional.


Magical sunset of Dieng

Jam menunjukan pukul 18:30 kami udah duduk manis dempetan sambil nahan dingin di tengah padang rumput yang kering karena musim kemarau.  Beruntung sih masih tergolong dapet front row :P check sound-checksound, penonton makin berdatangan, depan gue ada yang masak mie (((masak mie))) dan belakang gue ada yang.......... berusaha bikin api unggun kecil tapi yang ada malah nimbulin banyak asep........ bikin gue makin nggak bisa nafas...... Oke.  Kurang lebih satu jam kemudian MC naik ke atas panggung membuka acara. Jazz Atas Awan resmi dimulai!! :D


venue and front row :D

Lagu-lagu mulai dinyanyikan, yang sejujurnya gue juga nggak tau itu lagu judulnya apa sik... :'(( Jujur, gue cuma penikmat musik jazz. Nggak sampai tahu lagu ini dinyanyikan oleh si itu, lagu ini judulnya itu, dan sebagainya. Yang gue tau cuma, gue suka nikmatin musik syahdunya. That's it.  Suhu 4 derajat celcius.  Hidung gue luka, karena kering. Badan gue seperti mati rasa saking dinginnya. Sebagai anak yang setia dengan pasir putih, matahari dan ombak tenang, mungkin begitulah rasanya nyaris hipotermia.  Yessss selamat menikmati malam ini. Lampion mulai berterbangan, kembang api bertaburan di langit.  Dan pada saat itu, gue merindukan pantai.

Jazz Pinggir Pantai. Ada? COUNT ME IN. DEFINITELY COUNT ME IN.


venue

Lampion, maaf jelek, cuma pake camera HP :'(
Semakin malam, lagu yang dinyanyikan semakin asik (baca: banyak yang gue tau) dan musisi yang tampil juga makin bagus. Sayang, badan gue udah nggak bisa dikajak kompromi.  Gue nyerah. Dan akhirnya memutuskan untuk pulang dan berusah akeras menerobos kerumunan manusia yang menyesaki venue.  Sampai di luar arena Jazz Atas Awan gue udah mau nangis. Langsung disodorin kentang goreng khas Dieng sama Rara. Gue makan panas-panas tanpa ditiup sama sekali dan gak kepanasan. Suhu? Bisa jadi hanya 3-2 derajat celcius. Kami menyerah. Mari pulang ke homestay.

Day 3!!
Pagi-pagi bangun tidur kami langsung ke dapur, masak popmie, dan keluar homestay untuk cari matahari.  Berjemur!! Nikmat banget meskipun cuma di pelataran samping rumah orang di pinggir jalan :') Setelah berjemur, tanpa mandi kami langsung beberes untuk pulang ke Wonosobo.  Train catch up! Dan dengan transportasi yang sama (tapi bus diganti dengan travel), jam 11 malam kita sudah sampai lagi di Jakarta. :')

Ada untungnya juga gue udah pernah beberapa kali ke Dieng sebelumnya, jadi gue udah paham sikon dan timing.  "Oh saya mau kesini, jadi saya harus berangkat jam segini." "Saya amenginap di sini, sudah bayar lunas, nomor telepon homestay sekian. Letaknya di sebelah mana. Berapa meter dari kompleks." Gue orang yang sangat detail untuk sebuah perjalanan.  Terbukti perjalanan ke Dieng gue kemarin cukup menyenangkan dan nggak ilfeel dengan ke"kacau"an yang ada di sana.

Dan sekarang, pantai mana pantai?

Komentar

Postingan Populer