Mengenai Skorsing 5 Game dan Denda 20 Juta

Tulisan ini gue buat karena gatel ingin mengomentari soal didendanya Vinton oleh NBL Indonesia.  Dikarenakan karakter Twitter yang super terbatas, mending gue panjang lebar aja di sini. 
Berawal dari kasak-kusuk di grup Whatsapp gue, itu kondisinya gue baru pulang kerja, jam 19.30, capek, kemeng, pengen mandri terus lanjut ndusel di kasur. "Vinton diskorsing 5 laga, denda 20 juta".

DAFUQ?

Scroll Whatsapp sampe habis, buka Twitter, scroll timeline sampai habis, baru deh. Rrrrroarrrrrr.....

Vinton Diskorsing 5 Laga, Denda Rp 20 Juta
SATRIA Muda BritAma Jakarta dipastikan tidak bisa memakai tenaga Vinton Nolland Surawi pada sisa laga Seri I Malang Speedy NBL Indonesia 2013-2014. Itu menyusul sanksi skorsing lima laga serta denda sebesar Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) yang dijatuhkan kepadanya. Menyusul tindak kekerasan fisik yang disengaja, terhadap Gian Gumilar, guard Satya Wacana Metro LBC Bandung, dalam laga di GOR Bimasakti Malang, 19 November lalu.
Dalam laga tersebut, Vinton melakukan pelanggaran keras terhadap Gian Gumilar saat melakukan drive, pada kuarter ketiga menit ke 7:12. Gian langsung terkapar dan mengalami luka sobek di bibir. Dia harus dilarikan ke rumah sakit, hingga mendapatkan lima jahitan.
Pelanggaran keras itu dianggap sebagai personal foul oleh wasit yang memimpin laga saat itu. Namun menurut pengamatan yang dilakukan PT DBL Indonesia selaku penyelenggara liga, pelanggaran yang dilakukan Vinton tersebut memiliki tendensi kesengajaaan. Itu terbukti dari pengamatan usai pertandingan berdasarkan rekaman video.
"Aturan-aturan yang dilaksanakan di NBL Indonesia selalu dibahas bersama dalam Rapat Dewan Komisaris, yang melibatkan penyelenggara -dalam hal ini PT DBL Indonesia- dan tim-tim peserta. Mengenai denda 20 juta dan larangan bermain juga sudah disampaikan dalam rapat. Dalam kasus Vinton, penyelenggara sudah memberikan peringatan lewat klub, ketika kejadian serupa terjadi pada laga sebelumnya. Ketika terulang lagi dalam laga melawan Satya Wacana Metro LBC Bandung, maka kami pun harus mengambil tindakan,” ujar Azrul Ananda, commissioner NBL Indonesia.
Dalam pertandingan, lanjut Azrul, permainan keras bukanlah sesuatu yang dilarang. ”Tapi semua sepakat agar permainan keras tetap dalam batas-batas sportivitas. Bukan dengan tujuan menyakiti atau mencederai orang lain. Kami berharap sanksi ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk seluruh klub dan pemain. Kami ingin NBL Indonesia menjadi liga yang sangat kompetitif, tapi juga menjadi contoh dalam menjunjung sportivitas," tandasnya. (*)
Peraturan Pelaksanaan Speedy NBL Indonesia 2013-2014 
Bab VII Pasal 4 Ayat 3 tentang Sanksi-Sanksi:
”Pemain dan ofisial yang saat pertandingan melakukan pemukulan, menendang, menyikut, dan bentuk kekerasan fisik lain dengan disengaja, baik sebagai inisiator maupun pembalasan terhadap sesama pemain, ofisial, penyelenggara NBL Indonesia, dan penonton/suporter, dapat dikeluarkan dari pertandingan dan dikenakan skorsing minimal 5 (lima) kali pertandingan, serta dikenakan denda minimal sebesar Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Meskipun tindakan pemukulan, menendang, menyikut,dan bentuk kekerasan fisik lain tersebut tidak terlihat oleh wasit, tetapi terlihat melalui rekaman video, maka pemain maupun ofisial tersebut tetap akan dikenakan skorsing dan denda. Skorsing dan denda serupa juga dikenakan apabila kekerasan fisik dilakukan di luar pertandingan.”
Masalah pertama, "unsur sengaja atau ketidak sengajaan"
Darimana bisa diputuskan kalau Vinton menyikut Gian dengan SENGAJA? Kecuali kamu Tuhan, boleh kamu bilang begitu.  Pembuktian dengan sengaja atau tidak itu butuh banyak pihak terkait yang harus mendengar saksi langsung, yaitu Vinton, Gian, dan wasit.  Definisi dari "sengaja" di sini apa? gue juga belum merasa jelas. Ngambang.
Logikanya, postur Vinton besar. 192cm/90kg.  Kalau dia memang dengan sengaja menyikut, Gian yang berpostur 180cm/78kg nggak akan cuma sobek di bibir ya mestinya... Tapi patah tulang!!
Sejujurnya gue juga nggak bisa memastikan itu sengaja atau bukan.  Yang menjadi permasalahan disini adalah, liga belum mendengar langsung dari mulut pihak terkait tetapi sudah mengeluarkan statement di medianya.  Etika?
"Penyelenggara sudah memberikan peringatan lewat klub ketika kejadian serupa terjadi pada laga sebelumnya."  Ada yang bisa jelasin ini kapan dan apakah benar sudah ada peringatan sebelumnya?

The refs said that it was a foul, yes! Kami semua setuju. Tapi denda Rp 20 juta dan skors 5 kali pertandingan?
The problem is, that, pihak NBL Indonesia belum melakukan pembicaraan apa-apa sebelumnya dengan pihak dari Satria Muda BritAma.  Tiba-tiba dateng aja gitu surat dari NBL Indonesia tanpa ada lampiran video kejadian.  Setelah berdiskusi dengan manajemen dan coaching staff setelah melihat video yang akhirnya dirilis, Satria Muda BritAma jelas langsung mengambil tindakan untuk melakukan banding, dong.  Diskusi dijadwalkan pada pukul 21.00-22.00 semalam. But you know what was happening last night?
Pertemuan telah dilakukan, keputusan sudah mutlak dan tidak bisa dirubah.  Keputusan diambil berdasarkan pengawas pertandingan, wasit, dan petugas NBL Indonesia. Vinton dan Gian nggak dilibatkan. Beretika kah namanya?
Dan semalam, dengan alasan "tidak ada mekanismenya dalam NBL", pihak Satria Muda BritAma nggak ada  tuh mendapat kesempatan untuk yang namanya diskusi, banding, jawab, yang ada cuma sit down and watch the world burned... 
Bukan masalah uang sebesar Rp20,000,000,- nya.  Tapi dimana letak keadilannya kalau segala hal disini diputuskan berdasarkan persepsi sepihak? Kadang gue heran. Satu titik memiliki 360 sudut pandang, kenapa cuma satu sudut pandang yang digunakan sementara masih banyak sudut pandang lain yang kita butuhkan untuk mendalami suatu masalah... I just don't get it. Really.

Mengenai gambar ini?


Gue nggak paham ya maksud situs NBL Indonesia menampilkan dan menyebarkan gambar yang urutannya terbalik ini tuh apa.  Semoga mereka cuma khilaf dan nggak bermaksud memfitnah Vinton melalui gambar ini karena logikanya kalau liat gambar itu dari kiri ke kanan.  Tapi urutan yang sebenarnya terjadi pada gambar ini adalah urutan dari kanan ke kiri.  Kalau logikanya jalan, sih, pasti ngerti apa yang sebenarnya terjadi.  Untuk lebih jelasnya sila lihat video ini (Maaf gak ke-detect video-nya buat blogpost gue yang ini).  Beberapa orang awam dalam basket yang gue mintai pendapatnya sih berpendapat kalau Vinton tidak sengaja.  Entahlah.

Menurut gue, there is no justice in the world. Dan nggak akan pernah ada.  Tapi ketika keadilan direcehkan kayak gini, mari kita kumpulkan uang receh! :) #GerakanKoin20jutaBuatVinton :))))

Buat Mas Gian, semoga lekas sembuh, ya... Maaf udah bikin cedera. Semoga kita bisa segera ketemu lagi di lapangan. :) All the best untuk basket Indonesia. Gue cinta NBL Indonesia, kalau nggak cinta gue bakal diem aja. Dan gue harap "Rise With Us" bukan sekedar slogan belaka. Gue optimis dan percaya bahwa kita semua mengarah kesana. Semoga pihak liga sehat selalu. Kalaupun sekarang lagi sakit, ya semoga cepat sembuh, ya. I love you, NBL Indonesia. :*

And whatever we treated, Satria Muda and SM Fanatics will never go down.

Komentar

Postingan Populer